Perilaku Memaafkan Dengan Subjective Well-Being Pada Wanita Bercerai

Authors

  • Ardianti Agustin Universitas Wijaya Putra
  • Aironi Zuroida Universitas Wijaya Putra

DOI:

https://doi.org/10.32492/idea.v6i2.6207

Keywords:

Memaafkan ;Subjective Well-being ; Perceraian

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara perilaku memaafkan dengan subjective well-being  pada wanita janda bercerai. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalami cerai gugat (janda cerai). Sampel penelitian ini berjumlah 40 wanita bercerai yang diambil secara random. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala Perilaku Memaafkan dan skala Subjective well-being (kesejahteraan atau kebahagiaan subjektif). Uji hipotesis menggunakan  program SPSS (Stastistical Package For The Social Sciences)-2.0 dengan menu program Analisis korelasi Rho Spearman. Hasil uji korelasi didapatkan Indeks korelasi  rho xy = 0,921 dengan p = 0,000 (p < 0,01).Hal ini menunjukkan bawa hipotesis diterima artinya ada korelasi positif yang sangat signifikan antara Perilaku Memaafkan dengan Subjective Well-being pada Wanita Bercerai.

Kata Kunci : Memaafkan ;Subjective Well-being ; Perceraian

References

Amanto, P. R., & Dush, C. M. K. 2005.Consequences of relationship status and qualityfor subjective well-being. Journal of Social and Personal Relationship

Dariyo, A. (2004). Memahami Psikologi perceraian dalam kehidupan keluarga. Jurnal Psikologi, 2(2), 94-100.

Dewi, Arrundina Puspita .2019. Pertengkaran dan masalah ekonomi: penyebab utama perceraian. Diakses dari https://lokadata.id/artikel/tingkat perceraian-lebih-tinggi-dariperkawinan.

Dewi & Sudhana (2013). Kesejahteraan Subjektif Pada Individu Bercerai (Studi Kasus Pada Individu Dengan Status Cerai Mati Dan Cerai Hidup).Jurnal Psikoislamedia Volume 2, Nomor 1, April 2017.

Dewi, N.R., & Sudhana, H. 2013. Hubungan antara komunikasi interpersonal

pasutri dengan keharmonisan dalam pernikahan. Denpasar :Junal Psikologi

Udayana, 1(1), 22-31.

Diener, 2003. Buku Lansia : Lanjut Usia Perpektif dan Masalahnya Surabaya: UM Surabaya Publishing.

Dipayanti, S., & Chairani, L. (2012). Locus of control dan resiliensi pada remaja yang orangtuanya bercerai. Jurnal Psikologi, 8(1), 15-20.

Eddington & Shuman (2005) .Kesejahteraan Subjektif Pada Individu Bercerai (Studi Kasus Pada Individu Dengan Status Cerai Mati Dan Cerai Hidup). Jurnal Psikoislamedia Volume 2, Nomor 1, April 2017.

Fincham, Hall & Beach, 2006.Hubungan Memaafkan dengan Kesejahteraan Psikologis PadaWanita yang Bercerai.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi Vol. 1, No. 3 :7-18 November 2016

Hurlock, 1994.Peran Memaafkan dan Sabar dalam Menciptakan Kepuasan Perkawinan.Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-EmpirisVol. 1, No. 1. Hal. 39-44, 2005

Kompilasi Hukum Islam,2019.Tentang Perkawinan.Undang-undang Nomor 16 : Jakarta :Departeman Agama Kompilasi Hukum Islam.2011.Faktor-faktor Perceraian. Pasal 116.Jakarta : Departemen Agama

McCullough, M. E., Worthington, E. L., Jr., & Rachal, K. C. .1997. Interpersonal forgiving in close relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 73, 321-336.

McCullough, M. E. (2000). Forgivenessas human strength: Theory, measurement, and links to well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, 19(1), 43-55.

Sistem Informasi Penelusuran Perkara,2020. Data Statistik Pengadilan Agama Jombang. Jombang: Kementrian Agama .diakses dari sipp.pa.jombang.go.id.

Downloads

Published

2022-10-22

How to Cite

Agustin, A., & Zuroida, A. (2022). Perilaku Memaafkan Dengan Subjective Well-Being Pada Wanita Bercerai. IDEA: Jurnal Psikologi, 6(2), 118–132. https://doi.org/10.32492/idea.v6i2.6207